Remaja Bogor Viral Disebut Berubah Kelamin, Ini Penjelasan Dokter
时间:2025-05-20 15:48:19 出处:百科阅读(143)
Seorang remaja perempuanberinisial T (14) asal Bogor, Jawa Barat viral usai disebut mengalami perubahan jenis kelamindari perempuan menjadi laki-laki.
Hal ini diketahui bermula dari kecurigaan orang tua (S) karena buah hatinya tak kunjung mengalami menstruasi, padahal usianya sudah menginjak remaja. Ia juga yakin bahwa anaknya adalah perempuan sejak lahir.
Kondisi yang dicurigai sebagai perubahan kelamin ini mulai diketahui sejak sang anak duduk di tingkat akhir sekolah dasar melalui kemunculan tonjolan yang diduga mirip penis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
T sendiri mendapatkan arahan dari sekolahnya untuk tidak datang ke sekolah guna menghindari yang tidak diinginkan usai dirinya viral.
Karena tak kunjung menstruasi, keluarga pun memutuskan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Pemeriksaan UGH menunjukkan bahwa T berjenis kelamin laki-laki. Secara fisik pun, T menunjukkan kecenderungannya ke bentuk fisik laki-laki.
Dokter spesialis urologi Hilman Hardiansyah mengaku tak bisa banyak berkomentar lantaran belum melihat kondisi pasien secara langsung.
Meski begitu, Hilman mengatakan adanya kemungkinan si anak mengalami kondisi ambiguos genitaliaatau yang disebut sebagai disorder of sex development(DSD).
DSD merujuk pada kondisi kelainan perkembangan seksual pada seseorang. Hal ini terjadi ketika organ kelamin bayi tidak jelas atau ambigu, antara laki-laki atau perempuan.
Pasien harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan kromosom untuk memastikan kondisi.
"Kondisi ini dapat dievaluasi saat pasien lahir, dilanjut pemeriksaan kromosom," kata Hilman.
![]() |
Pemicu kondisi ini, kata Hilman, tidak lain adalah faktor genetik, hormonal, lingkungan, dan kehamilan.
Faktor genetik misalnya saat ditemukan kromosom abnormal, mutasi gen, dan sindrom genetik seperti klinefelter, turner, atau androgen insensitivitas.
Sementara faktor hormonal biasanya dipicu oleh ketidakseimbangan hormon, gangguan fungsi adrenal seperti congenital adrenal hyperplasia(CAH), dan gangguan fungsi testis atau ovarium.
Selain genetik dan hormonal, Hilman menjelaskan, faktor lingkungan pun bisa memengaruhi kelainan perkembangan organ seksual. Misalnya, paparan zat kimia seperti pestisida dan polusi udara, radiasi selama kehamilan, dan infeksi rubella atau toxoplasmosis selama kehamilan.
Kehamilan dengan komplikasi seperti penyakit diabetes, hipertensi, dan autoimun pun bisa memengaruhi gangguan tersebut. Termasuk juga penggunaan obat-obatan selama masa kehamilan.
(pli/asr)上一篇: Alasan Pria Disebut Lebih Mudah Sakit Dibanding Wanita
下一篇: ICW: Hukuman Mati Bukan Opsi Solutif dan Efektif untuk Pemberantasan Korupsi
猜你喜欢
- Polri Siap Amankan Rumah Kosong yang Ditinggal Pemudik
- Segera Menuju Swiss, Inilah Sejumlah Topik Utama Negosiasi Dagang China
- Orang Kaya Ramai
- Roy Suryo Tantang Logika Hukum di Kasus Ijazah Jokowi: Dulu Saya yang Bikin Rancangan UU
- BSU di Ponorogo Tersalurkan 99,84%, Petugas Pos Antarkan Dana hingga ke Rutan
- Membaca Langkah Politik Prabowo yang Undang PM Australia Berkuda di Padepokan Hambalang
- Menkes Sebut Ukuran Celana Lebih dari 33
- Roy Suryo Tantang Logika Hukum di Kasus Ijazah Jokowi: Dulu Saya yang Bikin Rancangan UU
- INFOGRAFIS: Serba