Ramadan dan Idulfitri 2025 Bisa Beda Lagi! Muhammadiyah Ingatkan Toleransi
JAKARTA,quickq官网下载电脑版最新 DISWAY.ID –Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kembali mewanti-wanti potensi perbedaan awal Ramadan dan Idulfitri 1446 H dengan pemerintah.
Hal ini disampaikan setelah Muhammadiyah resmi menetapkan hasil hisab untuk menentukan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah sebagai pedoman ibadah.
Menurut hasil perhitungan hisab wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ketua Umum Haedar Nashir mengumumkan bahwa 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025, sementara Idulfitri pada 31 Maret 2025, dan Iduladha pada 6 Juni 2025.
BACA JUGA:Muhammadiyah Tetapkan Idul Fitri 31 Maret, Ramadan 1446 H 30 Hari Mulai 1 Maret 2025
Di sisi lain, Kementerian Agama masih menunggu sidang isbat untuk menetapkan awal Ramadan, sehingga ada kemungkinan perbedaan dengan Muhammadiyah, seperti yang sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Muhammadiyah: Perbedaan Itu Bukan Masalah
Haedar Nashir mengingatkan agar perbedaan ini tidak menjadi pemicu konflik.
BACA JUGA:Jadwal Puasa Ramadan 2025 Muhammadiyah, Versi Pemerintah dan NU Kapan?
"Kalau ada perbedaan dalam awal Ramadan, Idulfitri, atau Iduladha, kita harus tetap mengedepankan toleransi (tasamuh)," ujarnya dalam konferensi pers daring, Rabu 13 Februari 2025.
Ia menegaskan bahwa perbedaan penetapan hari besar Islam bukan hal baru dan seharusnya dihargai sebagai bagian dari kekayaan keagamaan.
BACA JUGA:Sambut Ramadan 1446 H, Dompet Dhuafa Gelar Festival Semesta Ramadan: Berzakat Kerennya Gak Ada Obat
"Ini bukan sesuatu yang perlu terus diperdebatkan, apalagi sampai menimbulkan perpecahan," tambahnya.
Masih Menunggu Kalender Islam Global
Salah satu alasan utama perbedaan ini adalah belum adanya kalender Islam global tunggal yang dapat menjadi acuan seluruh dunia.
Haedar menyebut penyusunan kalender ini membutuhkan kesepakatan internasional yang masih dalam proses panjang.
BACA JUGA:Cek Kesehatan Gratis saat Ramadan dan Lebaran, Bisa di Kampung Halaman?
- 1
- 2
- »
下一篇:Tata Cara Diet Rendah Garam untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi
相关文章:
- Pramugari Ungkap Satu Perilaku Penumpang Pesawat yang Paling Dibenci
- Eks Menteri Keuangan Dipanggil KPK, Kasusnya?
- FOTO: Mirip Donald Trump, Penjual Puding di Pakistan Ini Viral
- Buset! Tempat Hiburan Malam Berani Buka, Mas Anies, Jangan Letoy!
- Kemenperin Akhirnya Terima Proposal Rencana Investasi Apple, Jubir: Tunggu Pengumuman Resmi
- Pilot Maskapai Besar Pakai Sabu, Alasannya Buat Konsentrasi
- Seblak dan Bakso Bikin Ribuan Remaja Karawang Anemia, Ini Kata Dokter
- Bali Dinobatkan Jadi Destinasi Terbaik Kedua Dunia versi Tripadvisor
- Tukar Kursi di Pesawat dengan Penumpang Lain, Boleh atau Tidak?
- Dianggap Mempersulit! Korlantas Polri akan Kaji Praktik Uji SIM Mengitari Angka 8 dan Zig Zag
相关推荐:
- Besaran Saldo Dana Bansos KJP Plus Februari 2025 yang Diterima Siswa, Kapan Cair?
- Susi: Budaya Berkonstitusi Bukan Hanya pada Rakyat, Tapi Para Pemimpin Negara
- Anies Suka Silat Lidah, Reklamasi Diganti Perluasan, Rusun Jadi..
- 30 Narapidana Berhasil Kabur Usai Bobol Ventilasi
- 7 Buah yang Mengandung Vitamin B, Berkhasiat Jaga Imunitas Tubuh
- OTT Bupati Talaud: Ada Uang Rp500 Juta dan Berlian
- Cuma 50 Pilot yang Mampu Mendaratkan Pesawat di Bandara Ekstrem Ini
- Apakah Makan Nasi Bisa Bikin Perut Jadi Buncit?
- Harga Tiket Masuk Jakarta Aquarium Safari 2023 dan Cara Belinya
- Bali Raih Penghargaan Destinasi Wisata Budaya Terbaik di Dunia
- Catat! KIP Kuliah 2025 Tidak Kena Efisiensi Anggaran, Beasiswa Tetap Lanjut!
- FOTO: Sikke, Topi Penari Darwis Turki dan Simbol Kematian
- Kelola Ekonomi Nasional, Budi Arie Ajak HIPPI Kembangkan Koperasi
- Delegasi Dagang Trump dan China Bertemu di London, Pasar Global Menanti Hasilnya
- Benarkah Suntik Putih dan Vitamin C Bisa Sebabkan Autoimun?
- FOTO: Heboh Hari 'Tanpa Celana' di London
- Jelang Menikah 7 Januari, Pangeran Abdul Mateen 'Pamer' Calon Istri
- Prabowo Terbitkan Inpres Efisiensi 2025, Pangkas APBN Rp306,69 Triliun
- Menakar Peluang Restoran Indonesia Menggoyang Lidah Dunia
- RUU Minerba Atur Perguruan Tinggi Bisa Kelola Tambang, Ini Tanggapan Kemendiktisaintek